Ramadhan adalah satu-satunya nama bulan yang disebutkan dalam kitab suci al-Qur'an. Sebutan bulan Ramadhan terdapat pada surat al Baqarah ayat 185. Adapun nama bulan-bulan yang lain tidak disebutkan dalam al-Qur'an itu. Kalaupun ada yang disebutkan adalah julukan atas bulan-bulan agung, yakni 4 bulan haram. ( Lihat surat Attaubah ayat 36).
Tentu saja jika sudah berbicara masalah al-Qur'an wajib mengucapkannya dengan baik dan benar.Hal ini sesuai dengan perintah Allah dalam surat Al-Muzammil ayat 4 : "Dan bacalah al-Qur'an itu dengan baik dan benar" Bagaimanapun, kesalahan dalam menyebutkan lafazh-lafadz al-Qur'an dapat menimbulkan perubahan artinya.
Ramadhan, dituliskan dalam kaedah bahasa Arab, juga dalam kitab al-Qur'an dengan memakai huruf-huruf, antara lain : huruf ro, mim, dhodh, alif, dan nun, Romadhon.
Jika diucapkan dengan ucapan Ramadan, maka tulisannya adalah huruf ro, mim, dan dal, Ramadan.
Ramadan dalam bahasa Arab artinya adalah "penyakit mata yang hampir buta". Kita tidak bisa membayangkan jika ramai-ramai orang menyanyikan "MARHABAN YA RAMADAN", yang artinya adalah "SELAMAT DATANG PENYAKIT BUTA"
Di negara Indonesia tercinta ini, sudah menjadi satu kenyataan yang umum, bahwa para artis, penyiar, dan penyaji berita ramai-ramai melakukan kesalahan ucap pada kata romadhon. Mereka biasa menyebutkannya ramadan saja. Sedikitpun mereka tidak mau belajar dan sangat merasa tidak ada beban dan tahu malu dalam meneruskan kebiasaan salah itu. Sikap mereka sangat jauh berbeda pada saat melafadzkan kata-kata asing selain Arab, sebut saja Inggris misalnya.Mereka akan mati-matian belajar mengucapkannya dengan tepat, bahkan lengkap dengan intonasi dan aksennya sekalian.
Mungkin mereka sangat merasa malu jika ketahuan salah ucap pada kata-kata bahasa Inggris itu.
Anehnya, rasa malu itu sama sekali tidak wujud saat melafadzkan kata-kata asal bahasa Arab.
Padahal, kesalahan berbahasa Inggris tidak ada resiko apa-apa di akhirat, sedangkan kesalahan pada masalah agama sangat beresiko kelak di alam akhirat. Semoga kita tidak termasuk golongan orang yang seperti itu.
Kalau mereka berdalih bahwa ramadan itu sudah menjadi bahasa Indonesia serapan, maka alangkah lebih baiknya jika mereka sekalian saja memakai kata yang berasal dari bahasa Indonesia asli yaitu bulan puasa. "Selamat datang bulan puasa", akan jauh lebih baik, bukan....?
Buat apa berlagak keren kalau ternyata salah...?
Negara Indonesia yang lebih 200 juta penduduknya beragama Islam, semestinya dapat menjadi contoh teladan bagi bangsa-bangsa lain di dunia yang penduduk muslimnya jauh lebih kecil. Baik dalam hal ibadah, moral, budaya, prilaku insani, termasuk tentunya penyebutan lafadz-lafadz kata dan kalimat yang berkenaan dengan Islam.
Jadi, Kesimpulannya, pengucapan yang benar adalah Bulan Romadhon. Ingat, 'pengucapan'.
Yap, benar sekali... (o)
BalasHapusAssalamu'alaikum..
BalasHapusminta izin untuk copy ke halaman/blog saya akhy/ukhty
Jazakumullah Akhsanul Jazza
Silahkan... :)
HapusKlu ya nya pendek apa panjang min? Ya apa yaa?
Hapus