Kelirumologi diartikan sebagai ilmu yang mempelajari segala sesuatu yang oleh masyarakat umum terlanjur dianggap benar, tetapi sebenarnya keliru.
Asal Kata
Jika diurai, 'kelirumologi' berasal dari kata 'keliru' yang artinya 'salah', dan 'logi (logos)' yang artinya 'ilmu'. Dua kata tersebut jika hendak digabungkan, maka seharusnya berbunyi kelirulogi, bukan 'kelirumologi'. Akan tetapi Jaya Suprana sengaja menggunakan kata yang 'salah' tersebut untuk sekadar menjelaskan, bahwa istilah baru yang diciptakannya memang untuk mengajak kita semua menjadi peka terhadap kesalahkaprahan.
Sejarah
Kelirumologi pertama dicetuskan oleh Jaya Suprana , pengusaha jamu asal Kota Semarang yang juga pendiri Museum Rekor Indonesia. Sebagai pemikir, Jaya kerapkali memperdalam berbagai literatur baik dari buku maupun media lainnya untuk mempelajari kekeliruan yang terlanjur dianggap benar di tengah masyarakat. Dari hasil olah pikirnya itu, Jaya menerbitkan buku berjudul Kaleidoskopi Kelirumologi. Buku tersebut mengajak pembaca agar lebih kritis terhadap semua hal yang dianggap benar padahal sebenarnya salah. Jadi, kelirumologi adalah ilmu yang mempelajari tentang kekeliruan menyebutkan suatu kata atau kalimat yang sudah dianggap benar di tengah masyarakat.
Karena gagasannya, tokoh dengan segudang julukan ini (antara lain: pianis, kartunis, seminaris, humorolog, jamulog, kelirumolog), Jaya Suprana dikenal sebagai Bapak Kelirumologi.
Dulu, secara berkala, Jaya Suprana juga menuliskan artikel-artikel tentang kelirumologi di majalah bulanan Indonesia Intisari, setiap artikel membahas sebuah istilah yang salah kaprah.
Contoh Kelirumologi
Abai
Kata abai acapkali memiliki arti ganda yang keduanya memiliki pengertian bertolak belakang. Di satu sisi kata 'abai' dapat berarti 'diindahkan', 'diikuti', 'dituruti'. Contoh kalimat: "Anak yang baik hendaklah mengabaikan nasihat orang tua". Akan tetapi coba simak kalimat berikut: "Trolling sering dideskripsikan sebagai versi online dari eksperimen pelanggaran, dimana batas-batas sosial dan aturan etiket diabaikan". Kata 'diabaikan' pada contoh kalimat kedua berbanding terbalik dengan contoh kalimat sebelumnya.
Jika tidak yakin mengetahui arti kata 'abai', maka bisa digunakan kata 'diindahkan', diikuti', atau 'dituruti' agar tidak terjadi pergeseran makna.
Absen
Absen berasal dari bahasa Inggris, absent yang artinya tidak hadir. Namun kenyataan dalam kehidupan sehari-hari membuktikan, penggunaan kata tersebut diartikan sebaliknya, menjadi hadir.
Di sekolah dan kantor-kantor baik swasta maupun pemerintah, istilah buku absen digunakan untuk memberi label buku daftar hadir. Begitu pula kartu absen, yakni kartu yang digunakan untuk mengetahui kehadiran seseorang.
Merujuk pada arti dalam bahasa Inggris tadi, kata absen untuk buku absen atau kartu absen perlu diganti dengan presency card atau kartu kehadiran, yang berasal dari bahasa Inggris, present yang artinya hadir, mempersembahkan. Jadi sebaiknya digunakan bahasa Indonesia, misalnya kartu kehadiran atau buku daftar hadir.
Pagelaran
Banyak orang menuliskan kata 'pagelaran' untuk padanan kata 'penyelenggaraan' atau 'pementasan'. Sejauh manakah kata tersebut dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya? Coba kita amati pola pembentukan kata berikut ini:
tani, bertani, petani, pertanian
silat, bersilat, pesilat, persilatan
dagang, berdagang, pedagang, perdagangan
mukim, bermukim, pemukim, permukiman
gelar, bergelar, penggelar, pergelaran
silat, bersilat, pesilat, persilatan
dagang, berdagang, pedagang, perdagangan
mukim, bermukim, pemukim, permukiman
gelar, bergelar, penggelar, pergelaran
Merujuk pada pola pembentukan kata, maka seharusnya kata 'pagelaran' perlu diganti menjadi 'pergelaran'.
Stress
Pada umumnya, orang sering mengatakan bahwa pengidap gangguan mental berat (gila) dengan istilah orang stress. Pada kenyataannya, setiap orang yang terkena tekanan mental adalah stress.
Referensi : Wikipedia
Mantap , Gan!
BalasHapusOk, makasih ya ! :)
Hapus